SINTANG – Kecamatan Ambalau merupakan salah satu desa paling ujung di Kabupaten Sintang. Di kecamatan tersebut, terdapat salah satu daerah yang susah diakses yakni Desa Deme.
Camat Ambalau, Mikhael Wiwinardi mengatakan bahwa saat ini akses ke Desa Deme hanya lewat jalur sungai yang dilanjutkan dengan jalan kaki.
Dari Nanga Kemangai, ibukota Kecamatan Ambalau, jika air pasang perjalanan bisa menggunakan speedbot 15 pk. Namun jika air surut menggunakan cis (sejenis longboat dengan mesin modifikasi.
Namun perjalanan menggunakan speedboat atau longboat hanya bisa sampai ke Desa Ukai saja. Itupun jika airnya pasang. Apabila air surut, hanya bisa sampai ke Desa Menakon saja. Kemudian lanjut berjalan kaki dari Desa Menakon ke Desa Ukai hingga Desa Menantak dan Dusun Posuk Desa Deme.
“Namun untuk sampai ke pusat Desa Deme dari Dusun Posuk, harus naik cis lagi,” beber Wiwin.
Karena akses sulit, bepergian ke Desa Deme dari Nanga Kemangai, lebih baik sejak pagi hari. Dari Nanga Kemangai ke Desa Deme memakan waktu hingga satu hari.
“Paling cepat 12 jam. Akses satu-satunya lewat jalur sungai ditambah jalan kaki sekitar 1,5 jam dari Desa Menakon-Desa Ukai dan Desa Menantak. Estimasi jalan kaki 1,5 jam ini mengacu pada waktu tempuh warga setempat ya, kalau kita-kita ini tentunya lebih lama,” ujarnya.
Menurutnya, akses ke Desa Deme memang harus ada fase berjalan kaki. Karena ada bagian sungai yang memiliki jeram yang sangat berbahaya.